Review 2014 - PERSISTENT adalah masalahnya

Akhir tahun lalu saat di rumah sakit menunggu yang baru lahiran, iseng aku coba melihat pencapaian di tahun 2014 berdasarkan apa yang aku tulis sebagai resolusi untuk tahun kemaren. Ada yang tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan, namun ternyata banyak yang tidak sesuai dengan rencana dan keinginan ku sendiri. 
Setelah di pikir-pikir apa saja penyebabnya maka ada satu kata yang tampaknya berulang dari hasil review itu sendiri yaitu - PERSISTENT.

sering dengar namun apa sebenarnya persistent ini, berikut kata oom google dari hasil browsingan:


 

terjemahan bebasnya untuk point
  1. terus tetap tegas dan keras kepala (kekeuh -sunda); ngeyel dalam suatu tindakan meskipun mengalami kesulitan ataupun perlawanan
  2. terus ada atau bertahan untuk jangka waktu yang lama
sementara dalam terjemahan bahasa indonesianya adalah - gigih, keras hati, berkanjang (ini apa ya artinya?), teguh, ulat (?) dan tetap.

Nah, ternyata dengan melihat arti dari oom google ini membuat aku makin yakin bahwasanya memang kurang PERSISTENT dari aku sendiri yang membuat beberapa resolusi tahun lalu tidah berhasil aku raih, dapatkan, dan tidak kejadian seperti yang aku inginkan.
 

Goal sudah dibuat, rencana action sudah dirancang namun... kegigihan (masih dipertanyakan), ini yang tenyata tidak gampang untuk dilakukan pada diriku. 1002 alasan bisa saja kubuat dan tidak melakukan perlawanan untuk tidak melakukan apa yang sudah dipikir atau bahkan direncanakan. MErubah kebiasaan, apalagi mindset adalah challenge yang lain yang musti di hadapi.
Tidak gampang ternyata untuk keluar dari zona nyaman kita dan beradaptasi dengan perubahan itu sendiri, walau kita tahu perubahan yang kita lakukan pada dasarnya adalah pondasi untuk membangun zona nyaman berikutnya yang pastinya akan lebih dan lebih dari zona nyaman kita saat ini.

Jadi, dari semua resolusi 2015 - diatas semua resolusi yang telah dibuat maka kata PERSISTENT haruslah mendapatkan porsi khusus untuk memenuhinya.

Let's go persistent and consistent.
What is the difference?



0 komentar:

Post a Comment